Kesehatan dan
Kesejahteraan hewan:
Setara atau saling
melengkapi?

Oleh: Drh.Mikeu Paujiah, Dipl.Montessori

Secara literature WHO menetapkan kesehatan berarti sehat secara fisik, mental dan sosial. Sayangnya ini belum berlaku untuk hewan. Kesehatan hewan masih didefinisikan dengan “sehat fisik” saja tanpa memperhatikan mental dan sosialnya. Padahal hewan juga makhluk hidup. Seperti yang dijelaskan dalam perjanjian Lisbon (2009), hewan harus dianggap sebagai makhluk yang mampu merasakan emosi, memiliki kebutuhan dan derajat kesadaran.

Harusnya konsep kesehatan mental pada manusia juga berlaku sama untuk hewan. Hewan bisa juga menderita kecemasan, ketakutan, stress, depresi serta gangguan kompulsif.

Kesejahteraan hewan berarti bagaimana seekor hewan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Seekor hewan dalam keadaan sejahtera jika ia sehat secara fisik, nyaman,bergizi baik, aman, mampu mengekspresikan perilaku alamiah secara bebas, tidak hidup dengan rasa takut, cemas serta bebas dari rasa sakit.

Pada manusia konsep kesehatan dan kesejahteraan hewan dianggap setara, karena pemahaman arti “kesehatan” sudah pada taraf yang lebih luas.arusnya konsep kesehatan mental pada manusia juga berlaku sama untuk hewan. Hewan bisa juga menderita kecemasan, ketakutan, stress, depresi serta gangguan kompulsif.

Namun, hal ini belum berlaku untuk hewan, dimana konsep kesejahteraan dan kesehatan masih saling melengkapi karena kurangnya pemahaman manusia mengenai apa itu “kesehatan” secara keseluruhan pada hewan.

Untuk itu edukasi perlu terus dilakukan agar masyarakat memperhatikan ‘kesehatan” peliharaanya. Bukan hanya sekedar terlihat sehat secara fisik, namun juga sehat secara mental dan sosial.

Mari lebih peduli lagi..

Sumber:

Nicks B, Vandenheede M. Animal health and welfare: equivalent or complementary? Rev Sci
Tech. 2014 Apr;33(1):97-101, 91-6.
https://www.avma.org/resources/animal-health-welfare/animal-welfare-what-it

Artikel Terkait: