Video Penyelamatan Hewan : Asli atau Palsu?

Era Media sosial tak lepas dari Gambar dan Video. Di era ini, Komentar dan Jumlah Like dari para viewers menjadi nilai yang dikejar. Hal ini bahkan menjadi bisnis tersendiri.

Termasuk juga dengan video penyelamatan hewan yang notabene sering mengandung kepalsuan (fake). Bahkan kepalsuan video penyelamatan hewan ini menjadi bisnis tersendiri. Sayangnya, bisnis ini meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Oleh: Isabelle-Angelica Schosser

 

Video ini berisi seputar seorang yang menyamar sebagai operator penyelamat yang sah. Mereka beradegan  seperti orang-orang yang baik hati menyelamatkan hewan dari situasi yang mengerikan dan memilukan. 

Keviralan konten video mereka menjadi pendapatan tersendiri untuk mereka. Tentu pendapatan yang tak sedikit!

Dalam penyamarannya, para aktor bertindak sebagai penyayang binatang. Mereka dipuji sebagai pahlawan oleh para netizen yang tidak mengenal mereka. Keviralan pun akhirnya didapatkan. 

Sebenarnya, ini adalah fenomena yang relatif baru. Berkedok penyelamatan hewan, mereka sesungguhnya telah melakukan pelecehan dengan cara yang paling berbahaya : menggunakan empati!

Pada tahun 2020, Indonesia termasuk negara dengan jumlah video penyelamatan palsu tertinggi di dunia. Selama beberapa bulan, bagian media sosial dari Koalisi Asia untuk Hewan (SMACC) menganalisis dan mengumpulkan ratusan klip dari platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.

Hasilnya sangat mengkhawatirkan. Sebanyak 5.480 tautan diidentifikasi oleh SMACC sebagai “palsu” dan telah ditonton lebih dari 5 Miliar.

Video penyelamatan yang dipentaskan sesungguhnya adalah pelecehan terhadap hewan. Adegan yang didesain menyebabkan kerusakan parah baik secara fisik maupun mental pada hewan setiap hari.

Belum lagi banyaknya hewan yang terbunuh atau dibuang kembali ke jalanan setelah memenuhi tujuan mereka. Bahkan sejumlah hewan dibunuh dalam upaya pembuatan film yang “gagal”  ketika mencoba mendokumentasikan operasi penyelamatan terakhir.

Semakin dramatis penyelamatannya, semakin banyak penayangan yang dihasilkan. Tentu karena para pemirsa menyukai konten yang emosional. 

Bagaimana cara mengenali video penyelamatan hewan palsu?

Sebenarnya, relatif mudah untuk membedakan video penyelamatan yang dipentaskan dan yang sah. Video palsu biasanya menggunakan musik murahan sebagai latar belakang. Selanjutnya, ketika netizen meminta informasi lebih lanjut mengenai kondisi hewan tersebut, mereka akan mengabaikan pertanyaan tersebut. Tak jarang mereka bahkan bereaksi memusuhi bahkan memblokir orang yang menyampaikan kekhawatirannya. 

Perlu kita ingat bahwa organisasi yang sah, sekecil apa pun, selalu dengan senang hati memberi Kamu lebih banyak informasi! 

Selain itu, Kamu juga dapat melakukan screening mandiri dengan pertanyaan-pertanyaan berikut. Tentu dengan menggunakan akal sehat dan sambil tetap berhati-hati terhadap tanda bahaya. Lakukan ini setiap kali Kamu melihat konten yang melibatkan penyelamatan hewan:

Apa yang dapat saya lakukan selanjutnya untuk mencegah kekerasan terhadap hewan dalam bentuk video penyelamatan hewan? 

Pertama, laporkan video yang dipermasalahkan. Semakin banyak orang yang melaporkannya, maka akan semakin besar kemungkinan video tersebut akan dihapus dari platform. 

Lebih jauh lagi, penting untuk ditekankan bahwa di balik klip-klip tersebut terdapat kenyataan menyedihkan dan kejam. Penganiayaan terhadap hewan tersebut akan terus ada selama orang-orang menyetujuinya. 

Kamu dapat membantu dengan memberi tahu dan mengedukasi teman serta keluarga kamu tentang masalah ini. Banyak orang yang bermaksud baik masih tidak menyadari bahwa keberadaan video  menyelamatan hewan  adalah palsu dan penuh kebohongan. Lalu pada akhirnya mereka terus membagikannya sambil merasa sedang melakukan sesuatu yang baik. 

Apa yang dapat saya lakukan selanjutnya untuk mencegah kekerasan terhadap hewan dalam bentuk video penyelamatan hewan? 

Sangatlah penting untuk meningkatkan kampanye pendidikan secara luas. Masyarakat perlu tahu informasi tentang berbagai bentuk kekerasan terhadap hewan yang mana sering kali tersembunyi. 

Sangat banyak video penyelamatan hewan yang ditampilkan di sosial media di Indonesia. Kurangnya Tindakan untuk melaporkan video tersebut membuat hewan tidak hanya merugi mereka juga trauma bahkan terbunuh. Ratusan hewan tiap harinya mengalami ini. 

Ini menandakan adanya sikap apatis terhadap kekerasan di tengah masyarakat kita. Dapat dikatakan bahwa internet tidak hanya mempunyai pengaruh yang semakin besar terhadap kehidupan kita sehari-hari. Internet juga mengarah pada bentuk-bentuk pelecehan baru. Ini menjadi tantangan baru bagi organisasi hak asasi manusia dan hak hewan. 

Langkah-langkah hukum dan politik sangat dibutuhkan untuk melawan tindakan kejam terhadap hewan. Mirisnya, manusia melakukan itu hanya untuk tujuan “menjadi viral”. 

Dengan bantuan pemerintah, kita sebagai warganet  harus mulai mempunyai sikap terhadap pelecehan online yang sama seriusnya dengan bentuk kekerasan lainnya.