DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN SATWA LIAR
Oleh: Putu Eka Gunadi.
Perubahan iklim merupakan fenomena yang terjadi secara alami di Bumi selama ribuan tahun. Beberapa faktor alam dapat menyebabkan perubahan iklim, seperti aktivitas gunung berapi, perubahan orbit bumi, dan siklus alami yang panjang pada sistem iklim bumi. Namun yang terjadi saat ini adalah peningkatan dramatis perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Selain itu, perubahan iklim menyebabkan efek domino yang sangat mengerikan. Meningkatnya suhu global akan menyebabkan es di kutub dan gletser di pegunungan mencair. Sehingga kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman bagi pulau-pulau kecil, kota-kota dan wilayah pesisir. Meningkatnya suhu dan permukaan air laut akan menyebabkan pemutihan pada terumbu karang, dimana akan terjadi gangguan terhadap ekosistem. Para peneliti juga memprediksi, hidupnya kembali virus yang lama terperangkap pada lapisan es di kutub yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit baru atau bahkan pandemi baru.
Gambar 1. Ilustrasi dampak perubahan iklim (Sumber: istock.com)
Perubahan iklim merupakan ancaman bersama, lintas negara yang mempengaruhi bumi dan seluruh populasi manusia. Namun dampakn perubahan iklim tidak terbatas pada manusia saja. Hal ini juga mempunyai dampak luas terhadap keanekaragaman hayati di dunia. Dampak terhadap alam, tumbuhan dan juga hewan
Perubahan iklim telah membawa berbagai dampak negatif terhadap satwa liar di seluruh dunia. Saat ini, satwa liar menghadapi ancaman yang serius akibat perubahan iklim. Diperkirakan perubahan iklim akan menjadi salah satu penyebab utama kepunahan satwa liar di abad ke-21, karena kecepatan rata-rata suhu bumi yang meningkat lebih cepat dibandingkan kapan pun dalam 15.000 tahun terakhir. Berikut adalah dampak di mana perubahan iklim mempengaruhi kehidupan satwa liar :
Gambar 2. Ilustrasi Ancaman Perubahan Iklim Terhadap Satwa Liar (Sumber: www. theglobaleducationproject.org)
Hilangnya Habitat:
Pencairan es di kutub menyebabkan hilangnya habitat bagi banyak spesies satwa liar, seperti beruang kutub, anjing laut, dan penguin. Mereka kehilangan akses ke makanan, tempat bersarang, dan rutinitas reproduksi mereka akibat mencairnya es yang biasanya mereka huni. Di daratan, hutan hujan tropis menyusut karena kebakaran hutan dan perubahan iklim, mengakibatkan kehilangan habitat bagi spesies-spesies seperti orangutan, harimau, dan beruang koala.
Gambar 3. Beruang kutub dan anak-anaknya di atas bongkahan es (Sumber: www.nytimes.com)
Perubahan Pola Migrasi dan Perilaku:
Salah satu dampak paling signifikan adalah perpindahan habitat liar untuk mencari lingkungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa spesies terpaksa meninggalkan habitatnya yang terganggu akibat perubahan iklim, sementara spesies lainnya harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang tidak selalu optimal. Beberapa spesies bermigrasi lebih awal atau lebih lambat karena perubahan musim, yang dapat mengganggu siklus hidup dan mempengaruhi ketersediaan makanan. Perubahan suhu juga dapat mempengaruhi reproduksi dan perkembangbiakan, dengan beberapa spesies mengalami penurunan populasi akibat perubahan iklim yang ekstrim.
Gambar 4. Migrasi Burung (Sumber: www. defenders.org
Ancaman terhadap Kesehatan dan Kelangsungan Hidup:
Perubahan iklim juga meningkatkan risiko penyakit dan gangguan kesehatan pada satwa liar. Penyakit yang sebelumnya terbatas pada daerah tertentu menjadi lebih tersebar luas karena suhu yang lebih hangat, mempengaruhi populasi satwa liar secara negatif. Selain itu, peningkatan kekeringan dan cuaca ekstrem dapat menyebabkan kekurangan air dan makanan, yang pada gilirannya mengancam kelangsungan hidup beberapa spesies.
Gambar 5. Kangguru dan kebakaran hutan di Australia (Sumber: www.betahita.id)
Perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam, seperti kebakaran hutan, banjir, dan badai. Satwa liar sering kali menjadi korban utama dari bencana-bencana ini, karena mereka memiliki keterbatasan dalam menghindari atau melawan bencana alam tersebut. Bencana-bencana ini dapat menyebabkan kerugian besar terhadap populasi satwa liar dan bahkan dapat mengakibatkan penurunan signifikan dalam keanekaragaman hayati.
Konflik Manusia dengan Satwa Liar Meningkat
Ketika habitat liar menyusut dan sumber makanan menjadi langka, hewan terpaksa berpindah semakin dekat ke pemukiman manusia. Hal ini menyebabkan peningkatan interaksi antara manusia dan satwa liar, yang sering kali mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak. Mulai dari hilangnya hasil panen dan ternak hingga hilangnya nyawa manusia dan hewan yang terlibat. Selain itu, terdapat juga risiko penularan penyakit baik pada hewan maupun manusia.
Gambar 6. Kelompok gajah yang masuk ke wilayah perkebunan.
(Sumber: www. nationalgeographic.grid.id)
Sumber :
https://www.iucn.org/story/202211/wildlife-changing-climate
https://www.worldwildlife.org/initiatives/wildlife-and-climate-change
https://www.cms.int/en/news/major-new-un-report-finds-climate-change-severely-impacting-t
https://www.theglobaleducationproject.org/climate-change/
https://nationalgeographic.grid.id/read/133713462/dampak-perubahan-iklim-konflik-manusia-dengan-satwa-liar-meningkat?page=all
https://betahita.id/news/detail/5496/studi-baru-karhutla-australia-2019-tewaskan-miliaran-satwa.html.html
Jose Manuel Vazquez Varela. 2011. Learning to Live : Perubahan Iklim.
Teruyuki Maruoka. 2017. Oh, Ternyata… Makhluk Hidup Bisa Punah karena Perubahan Iklim
ARTIKEL TERKAIT :
Etika Perjumpaan dengan Satwa Liar : Memahami dan Menghormati Alam
Berwisata di alam merupakan pengalaman yang mempesona dan menawarkan kesempatan untuk terhubung langsung dengan keajaiban alam. Dari pegunungan yang menjulang tinggi hingga pantai dengan pasir putih
yang mempesona, alam enawarkan keindahan yang luar biasa serta berbagai pengalaman untuk petualangan. Tidak hanya itu, di alam kita juga dapat melihat berbagai jenis satwa endemik yang hidup liar di habitatnya.
JERAT PLASTIK : MENYINGKAP DAMPAK SAMPAH PLASTIK PADA KEHIDUPAN SATWA LIAR
Penggunaan plastik pada kehidupan manusia bertujuan untuk membuat hidup lebih praktis dan nyaman. Manusia menggunakan plastik dalam bentuk gelas untuk minum kopi di pagi hari atau sebagai kantong plastik
saat berbelanja bahan makanan di pusat perbelanjaan. Namun, untuk sesuatu yang digunakan begitu cepat dan nyaman, ternyata dibutuhkan waktu yang lama agar sampah plastik dapat terurai.
MENGENAL BURUNG MIGRASI YANG DATANG KE INDONESIA
MENGENAL BURUNG MIGRASIYANG DATANG KEINDONESIA. Musim dingin dimulai di belahan bumi utara, sumber makanan terus berkurang. Saat itu, jutaan burung melakukan tradisi tahunannya dengan terbang ke belahan bumi selatan. Perjalanan tersebut dikenal dengan istilah migrasi burung atau migratory bird. Akibat suhu yang dingin, persediaan makanan mereka di negara asalnya semakin berkurang. Alasan kuat mengapa burung bermigrasi bukan hanya untuk menghindari suhu dingin, tetapi juga untuk mencari makanan dan dan bertahan hidup untuk dapat kembali melanjutkan kehidupannya sampai proses berkembang biak.
SIRKUS LUMBA-LUMBA : Ketika Kesenangan Manusia Mengorbankan kehidupan Satwa Liar
SIRKUS LUMBA-LUMBA :Ketika KesenanganManusiaMengorbankankehidupan Satwa Liar. Lumba-lumba merupakan salah satu mamalia laut yang memiliki kecerdasan tinggi, menyamaik emampuan otak manusia. Mereka juga merupakan hewan sosial yang hidup berkelompok. Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum dikenal oleh kebanyakan orang. Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Arktik dan Samudra Selatan. Lumba-lumba yang hidup di penangkaran dan dipakai dalam sirkus atau pertunjukan seringkali ditangkap dari alam liar dengan jaring atau perangkap. Praktik ini sering kali menyebabkan stress dan cedera, serta sangat berpengaruh pada keadaan psikis dan fisik lumba-lumba.
Dari Pengamatan Liar ke Kandang Ex-Situ
Dari Pengamatan Liarke Kandang Ex-Situ. Pernahkah kalian melihat orang-orang yangbekerja mengamati satwa liar? Mereka mengamati perilaku satwa tersebut dari cara menjelajah, cara makan, jenis pakan yang dikonsumsi, interaksi antara sesama spesies ataupun berbeda spesies, tipe habitatnya,hingga fungsi dari satwa tersebut di lingkungannya.
PASAR SATWA LIAR DI KOTA TOMOHON: MERAYAKAN BUDAYA ATAU MEMBAHAYAKAN KEHIDUPAN SATWA?
Pasar Satwa Liar di Kota Tomohon: Merayakan Budaya atau Membahayakan Kehidupan Satwa? Mulai 21 Juli 2023, Pemerintah Tomohon, Sulawesi Utara, resmi melarang perdagangan kucing dan anjing di Pasar ‘Ekstrem’. Hal ini mengacu pada keputusan walikota Tomohon, Carrol...