Overpopulasi Pada Shelter Hewan Dan Solusi-Solusi Yang Memungkinkan

Shelter hewan merupakan tempat dimana volunteer menjaga dan merawat hewan-hewan liar atau hewan-hewan rescue dalam satu tempat atau wilayah yang menyediakan kebutuhan dasar hewan seperti makanan, akses pada air, dan ruang bergerak.

Oleh: Azzahra Maulidina, BVM

Kandang dengan kompartemen ganda, memenuhi kriteria ini. Shelter hewan telah menjadi topik diskusi hangat di antara masyarakat Indonesia biasa selama bertahun-tahun, dan orang-orang mulai tertarik untuk mengetahui dan peduli terhadap hewan-hewan liar dan hewan-hewan rescue pada umumnya. Hewan-hewan yang umum diselamatkan oleh shelter adalah anjing dan kucing liar, anjing dan kucing yang terluka akibat pemilik atau orang-orang abusif, kuda-kuda sakit, hewan-hewan yang diselamatkan dari tempat penyembelihan, dan sebagainya. Masyarakat mulai menaruh empati terhadap hewan-hewan ini dan dari sanalah shelter hewan banyak bermunculan dan dilandasi oleh niat baik untuk menyelamatkan sesama makhluk hidup.

Namun, hal ini tentu memiliki kekurangannya. Naiknya ketertarikan masyarakat terhadap penyelamatan hewan
membuat masyarakat membangun shelter hewan dilandasi oleh rasa kasihan dan peduli, namun seringkali menimbulkan masalah baru dimana orang-orang baik ini belum memahami risiko besar dari overpopulasi  pada ruang tertutup. Overpopulasi telah menjadi masalah besar yang dihadapi oleh sebagian besar shelter hewan selama bertahun-tahun. Terlalu banyak peliharaan yang tidak diinginkan ditambah dengan kegagalan masyarakat untuk melaksanakan steril massal untuk hewan-hewan liar membuat masalah ini terus berkembang. Permasalahan finansial selalu menjadi masalah besar pada setiap shelter hewan, membuat hewan-hewan ini harus berjuang untuk hidup dengan jumlah makanan sedikit dan akses pada air minum yang
kurang. Akses air yang terbatas juga membuat shelter kesulitan untuk melakukan protokol kebersihan rutin pada shelter dikarenakan mereka harus mengutamakan akses air minum untuk hewan-hewan terlebih dulu. Masalah finansial ini juga membuat manajemen shelter hewan enggan melakukan steril massal untuk populasinya dikarenakan budget yang tidak memadai untuk membayar dokter hewan yang akan melakukan prosedur operasi tersebut. Keterbatasan ini meningkatkan kemungkinan hewan-hewan terjangkiti penyakit dan meningkatkan risiko hewan terluka di dalam ruang gerak yang terbatas di dalam shelter, yang mana hal ini akan menjadi masalah juga. Banyak shelter bergerak hanya mengandalkan donasi dari orang-orang baik, namun jumlah yang terbatas membuat masalah-masalah overpopulasi ini tidak terkendali dan shelter mau tidak mau melakukan prosedur euthanasia. Shelter yang tidak melakukan euthanasia selalu menghadapi masalah over populasi yang parah, dengan jumlah hewan yang menempati shelter selalu bertambah setiap harinya.

Masyarakat umum merupakan faktor pendukung besar untuk keberlangsungan shelter, dan sangat penting untuk terus dilakukan edukasi kepada orang-orang baik ini agar mereka bisa terus membantu menangani masalah shelter demi manajemen populasi yang lebih baik. Beberapa aksi yang dapat dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat yaitu:

1. STERIL MASAL

Steril masalah selalu menjadi aturan utama shelter. Hewan yang hidup di dalam shelter diharuskan untuk disteril agar mengurangi overpopulasi. Hal ini juga sangat membantu dalam mengurangi risiko penyebaran penyakit dan menurunkan tingkat stres pada hewan yang telah hidup di dalam ruang gerak terbatas. Hal ini juga sangat membantu mengurangi angkat euthanasia. Untuk mendukung steril massal dapat dilakukan dengan donasi.

2. TNR ADALAH TRAP-NEUTER-RELEASE

Hal ini sangat membantu untuk menangani over populasi pada hewan liar. TNR juga merupakan salah satu aksi paling efektif untuk mengurangi risiko penyakit infeksius di samping dilakukannya pengobatan dan pencegahan rutin tetes kutu dan obat cacing untuk hewan liar. TNR juga berkontribusi mengurangi angka euthanasia.

 

3. EDUKASI

Edukasi klien untuk mencegah klien menyerahkan hewan kepada shelter. Populasi shelter sudah terlalu banyak, dan menyerahkan hewan peliharaan kepada shelter tentunya bukanlah solusi. Klien harus diedukasi tentang bagaimana caranya mengatur hewan peliharaan mereka dan bagaimana membangun kesadaran bahwa hewan-hewan yang diserahkan ke shelter tidak selalu mendapat hidup yang lebih baik di shelter jika dibandingkan dengan rumah yang penuh kasih sayang. Sangat penting untuk klien bertanggungjawab terhadap hewan-hewan yang telah mereka jadikan anggota keluarga. Setiap orang yang ingin mengadopsi hewan harus bertanggung jawab terhadap hewan-hewan ini hingga hari tua mereka.

 

4. MENGAKHIRI RUMAH BREEDING ANJING

Rumah breeding anjing (puppy mills) berkontribusi terhadap angka populasi yang sangat tinggi dimana mereka tidak pernah berhenti mereproduksi hewan-hewan ini tanpa manajemen yang baik. Hewan-hewan dari rumah breeding ini seringkali cacat dan sakit. Hewan-hewan ini juga lebih rawan terinfeksi penyakit dan terjangkiti abnormalitas lainnya. Hal ini bukanlah mudah, dibutuhkan banyak orang yang berkontribusi untuk menghentikan rumah breeding anjing. Hal ini juga membutuhkan waktu bertahun-tahun, namun mengakhiri satu rumah breeding berarti membantu mengontrol overpopulasi yang berasal dari satu sumber.

 

5. MANAJEMEN KESEJAHTERAAN HEWAN YANG BAIK

Memenuhi five welfare domain sangat penting untuk mengurangi angka hewan-hewan di dalam shelter. Hewan-hewan yang terpenuhi kesejahteraannya seringkali lebih mudah diadopsi. Suksesnya adopsi hewan  berarti mengurangi populasi hewan yang hidup di dalam shelter.

 

6. MANAJEMEN FOSTER YANG BAIK

Foster (orang tua asuh) harus dipertimbangkan untuk menangani masalah populasi pada shelter. Hewan yang diasuh tidak hanya membantu shelter memenuhi kesejahteraan hewan-hewan ini, namun juga membantu mengurangi jumlah hewan yang hidup di dalam shelter. Edukasi orang tua asuh sangat penting dan perlu dilakukan secara reguler. Rutin mengecek kondisi hewan dan melakukan bonding dengan orang tua asuh juga sangat penting.

 

7. KAMPANYE MEDIA SOSIAL

Kampanye media sosial besar-besaran dapat meningkatkan kemungkinan hewan-hewan diadopsi dan diasuh. Hal ini juga membantu shelter melakukan sounding untuk hal-hal darurat seperti jumlah makanan tidak
memadai, akses air yang terbatas, dan over populasi yang terlalu masif.
 

Hewan merupakan makhluk hidup yang juga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai kaidahnya. Menciptakan ruang yang aman dan nyaman untuk mereka berlindung sangat penting karena hal ini bermanfaat baik untuk hewannya maupun untuk masyarakat. Shelter hewan merupakan salah satu faktor penting untuk penanganan masalah populasi hewan liar, namun mereka juga perlu bantuan dan masyarakat dapat membantu dengan berbagai cara. Tidak ada solusi mudah dan simpel untuk masalah ini, namun kita harus terus memastikan kesejahteraan hewan-hewan ini dan memastikan bahwa mereka menerima kasih sayang dan diperlakukan dengan baik.

Adopsi. Jika tidak bisa adopsi, rescue. Jika tidak bisa rescue, donasi. Jika tidak bisa donasi, edukasi.

Source :
[ASPCA]. Pet statistics [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 20:20 GMT+7.
https://www.aspca.org/helping-people-pets/shelter-intake-and-surrender/pet-statistics
[PETA]. Companion animal overpopulation [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 20:15 GMT+7.
https://www.peta.org/issues/animal-companion-issues/overpopulation/
American Humane. 2021. Animal population control [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 21:05 GMT+7.
https://www.americanhumane.org/position-statement/animal-population-control/
Bauer A, Beck A, Stella J, Croney C. 2016. Overpopulation or too many unwanted pets? Perspective on concepts and management approaches [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 19:50 GMT+7. https://www.extension.purdue.edu/extmedia/VA/VA-14-W.pdf
Brashear J. 2020. Puppy mills: ending large-scale dog breeding operations [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 21:00 GMT+7.
https://www.prudentpet.com/ending-puppy-mills/
Horecka K, Neal S. 2022. Critical problems for research in animal sheltering, a conceptual analysis. Front Vet Sci. 9: 804154. doi: 10.3389/fvets.2022.804154
Maddie’s Fund. 2019. 6 tips for using foster care as a lifeline during animal shelter crises [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 20:58 GMT+7. https://chewonthis.maddiesfund.org/2019/07/6-tips-for-using-foster-care-as-a-lifeline-during-animal-shelter-crises/
Mitchell C. 2022. Animal overpopulation – a rising crisis that the world can’t ignore! [Online Article]. Accessed on September 16th 2023 20:44 GMT+7.
https://worldanimalfoundation.org/advocate/companion-animals/params/post/1275970/animal-overpopulation-crisis
Turner P, Berry J, MacDonald S. 2012. Animal shelters and animal welfare: raising the bar. Can Vet J. 53(8): 893-896.

 

Artikel Terkait

Protokol hewan masuk  (Intake ) untuk Program  foster Anak Kucing

Protokol hewan masuk (Intake ) untuk Program foster Anak Kucing

Protokol hewan masuk (Intake ) untuk Program foster Anak Kucing Karena anak kucing yang terlantar sangat rentan, Penting sekali, shelter memiliki program foster anak kucing, memiliki protokol Intake yang menyeluruh dan konsisten. Oleh: Drh.Mikeu Paujiah,...

Tips Membuat Shelter  Menjadi Tempat Yang  Menyenangkan Untuk  Hewan

Tips Membuat Shelter Menjadi Tempat Yang Menyenangkan Untuk Hewan

Tips Membuat Shelter Menjadi Tempat Yang Menyenangkan Untuk Hewan Shelter merupakan tempat penampungan sementara bagi hewan. Hewan yang berada di shelter mempunyai latar belakang yang berbeda, bisa jadi, hewan itu hewan liar yang tidak sengaja tertabrak, ketika masuk...

Ceklis kandang ideal di shelter

Ceklist Kandang yang Ideal di Shelter menurut ASPCA ASV checklist 2014Ada beberapa point yang harus diperhatikan ketika membuat kandang untuk hewan di shelter. Ceklist ini digunakan secara umum untuk mengurangi tingkat stress hewan ketika beradaptasi dengan lingkungan...