Penyebab Stres Pada Hewan

Stres memicu respons langsung dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan frekuensi nafas, dan meningkatkan gula darah. Stres kronis memicu respons jangka panjang, dan hal ini dapat menurunkan kekebalan tubuh hewan, meningkatkan risiko tertular penyakit . Stress dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif pada sistem pencernaan, meningkatkan risiko sakit perut dan diare. Dan, jika dibiarkan semakin lama, hal ini akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan perilaku.

Oleh: drh.Mikeu Paujiah, Dipl.Montessori

Kucing dan anjing yang ditampung di shelter memiliki peluang stress yang lebih tinggi. Ketika hewan memasuki lingkungan yang baru, stressor yang hadir lebih banyak. Perubahan mendadak dalam sekali waktu, menyebabkan hewan tidak mampu mengembalikan dirinya ke fase normal.

Penyebab Stres Hewan

diantaranya pada saat transportasi, kandang di lingkungan baru, isolasi sosial, perubahan suhu, pola cahaya, dan/atau ventilasi, perubahan bau, kebisingan, perubahan pola makan, pada saat penanganan dan pengekangan, jadwal perawatan yang tidak teratur, adanya kejadian yang takĀ  terduga, penyakit, tidak adanya kontak manusia yang akrab dan adanya kontak manusia asing.

Sumber : Fear Free Shelter

Faktanya, apa pun yang asing bagi kucing atau anjing dapat mengaktifkan
respons stres.

Saat hewan ditempatkan di tempat penampungan, stres sering muncul karena kurangnya kesempatan yang mereka miliki untuk terlibat dalam aktivitas yang akan membantu mereka merasa lebih baik. Misalnya, anjing mungkin ingin mencari kontak sosial dengan manusia atau hewan lainnya, tetapi mereka tidak dapat melakukannya karena mereka keterbatasan bergerak atau karena mereka sangat takut.

Contoh lainnya: Seekor kucing mungkin ingin bersembunyi ke tempat yang sepi untuk tidur siang, namun tidak dapat mereka lakukan karena suasana yang terlalu bising akibat adanya gonggongan anjing dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Sumber : Fear Free Shelter