
RUU Larangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Harapan yang Kembali Terhempas
Oleh : Anjani
Belakangan ini, masyarakat yang peduli pada kesejahteraan hewan ditiupi angin surga dengan masuknya Rancangan Undang-Undang (RUU) Larangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing ke dalam Prolegnas Jangka Menengah DPR RI.
Namun, euforia itu tak bertahan lama. Dalam waktu singkat, harapan ini terhempas ketika salah satu anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI mengusulkan agar RUU tersebut tidak dilanjutkan.
Keputusan tersebut disertai narasi yang mendiskreditkan peran organisasi non-pemerintah (NGO) sebagai pembawa aspirasi masyarakat.
NGO yang selama ini menjadi suara bagi pemilik hewan peliharaan, pecinta hewan, pemerhati, pegiat kesejahteraan hewan, hingga pakar yang memahami dampak perdagangan daging anjing dan kucing, baik dari sisi kesejahteraan hewan maupun kesehatan manusia, dianggap tidak memiliki “nilai elektabilitas” bagi partai politik di parlemen.
Namun, apakah benar suara masyarakat dan solusi yang ditawarkan NGO tidak berharga dibandingkan dengan sekadar popularitas?
Kenyataan di Balik Perdagangan Daging Anjing dan Kucing
Fakta menunjukkan bahwa perdagangan dan konsumsi daging anjing dan kucing menyimpan banyak kontroversi. Proses pengumpulan hewan-hewan ini kerap melibatkan tindakan yang melanggar hukum dan norma, seperti:
- Penangkapan liar: Hewan diambil dari jalanan tanpa memerhatikan riwayat kesehatannya, yang berpotensi menyebarkan penyakit zoonosis.
- Pencurian hewan peliharaan: Anjing dan kucing berpemilik sering kali diculik, bahkan diambil dari pekarangan rumahnya sendiri.
Bahaya dari pembiaran praktik ini bukan hanya pada aspek moral, tetapi juga pada risiko kesehatan masyarakat, seperti penyebaran rabies dan penyakit menular lainnya.
Image: JAAN Domestic Shelter

Aksi Damai dan Langkah Selanjutnya
Sebagai respons atas perkembangan ini, pada Kamis, 21 November 2024, Animal Welfare Indonesia, JAAN Domestic, dan Dog Meat Free Indonesia menggelar aksi damai di depan gedung DPR RI. Namun, perjuangan ini belum selesai.
Untuk memperkuat langkah ke depan, kami mengundang seluruh pemangku kepentingan yang peduli pada kesejahteraan hewan untuk hadir di The 3rd Animal Welfare Conference Indonesia 2024. Acara ini menjadi wadah untuk bersinergi, bertukar pikiran, dan merumuskan kembali strategi lanjutan demi terwujudnya RUU Larangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing di Indonesia
Bersama Kita Erat, Bersama Kita Kuat
Perjuangan ini membutuhkan kolaborasi tanpa sekat. Suara kita harus lebih lantang, demi memastikan hak hidup mereka yang bisu tak lagi diabaikan. Mari bergerak bersama, demi masa depan yang lebih baik untuk hewan dan manusia.
Bersama kita erat. Bersama kita kuat!
Artikel Terkait
Adopsi: Kunci Membantu Tempat Penampungan Hewan terlantar Beroperasi Lebih Baik
Oleh : Drh. Mikeu PaujiahTempat penampungan hewan terlantar memiliki peran vital dalam memberikan perlindungan dan perawatan bagi hewan-hewan yang terlantar, terluka, atau penyiksaan. Namun, keberlangsungan operasional penampungan ini sangat bergantung pada dukungan...
Tips Praktis Street Feeding
Oleh : Drh. Mikeu Paujiah dan Maryam, S. KomKeresahan masyarakat mengenai populasi hewan jalanan memang tidak terbantahkan. Pasalnya, Kucing betina adalah salah satu jenis hewan yang paling produktif dalam hal reproduksi. Dalam satu tahun, kucing betina dapat...
Pilihan Makanan Terbaik Untuk Kucing
Oleh : Drh. Mikeu Paujiah dan Mariyam, S. KomKesejahteraan Hewan tidak akan pernah lepas dari makanan. Menyediakan makanan yang tepat adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan Si Meong. Tidak hanya hewan peliharaan, kita perlu juga memperhatikan makanan...
Menjaga Keseimbangan Dunia dengan One Health One Welfare
Oleh : AWI TeamDr. Karanvir Kukreja, BVSc, MVPHM, selaku Head of Campaigns Southeast Asia Companion Animals dari FOUR PAWS International, menjadi salah satu Keynote Speaker pada acara Animal Welfare Indonesia-International Conference 2023.Dalam presentasi yang sangat...
Pendidikan Empati melalui Interaksi dengan Hewan, Efektifkah?
Oleh : Drh. Mikeu Paujiah, Dipl. Montessori dan Maryam Smeer, S. KomEmpati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, serta merespons dengan perhatian dan kepedulian. Di dalam dunia pendidikan, empati sangat penting untuk dibentuk. Anak yang...
Karin Franken dan JAAN Domestic Terima Penghargaan Bergengsi dari PB-PDHI
Kabar membanggakan datang dari dunia kesejahteraan hewan Indonesia. Karin Franken, CEO dari JAAN Domestic, meraih penghargaan prestisius Award for Outstanding Contribution to Animal Welfare. Penghargaan ini dianugerahkan oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia...