Pendidikan Kesejahteraan mempromosikan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan hewan, tetapi juga mendorong sikap umum. Empati diyakini sebagai elemen penting yang sering hilang dalam masyarakat saat ini dan alasan yang mendasari perilaku tidak berperasaan, lalai dan kekerasan.

Riset dan dokumentasi membuktikan bahwa ada hubungan antara kekejaman terhadap hewan dimasa kanak-kanak dan kriminalitas, kekerasan, dan perilaku anti sosial di kemudian hari. Kaitan antara kekerasan terhadap hewan dan kekerasan terhadap manusia mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap hewan seringkali memiliki efek domino. Ketika orang dewasa tidak menghormati, mengabaikan, menyalahgunakan atau menyakiti binatang; itu memulai proses desensitisasi atau hilangnya perasaan pada anak-anak kita. Mereka menjadi bisa menyaksikan pengabaian, menyakiti, menyakiti atau membunuh hewan tanpa merasakan tanggapan. Pembiasaan penelantaran dan kekejaman berarti pelecehan telah menjadi bagian rutin dari kehidupan anak dan diterima sebagai hal yang wajar. Kurangnya empati menyebabkan dehumanisasi karena memperlambat perkembangan emosi anak dan mereka tidak mampu mewujudkan potensi penuh mereka sebagai orang dewasa yang matang secara emosional.

Kita dapat memutus siklus ini dan menggantinya antara lain dengan empati, rasa hormat, tanggung jawab, dan kasih sayang, yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih baik.