Kisah Cemong : Dari Kucing Liar Menjadi Bagian Keluarga

Oleh: Arditya Laksono
– Freelance English Tutor

Cemong, seekor kucing betina bermotif telon, bukanlah kucing peliharaan biasa. Dia datang ke rumah tanpa diundang, bersembunyi di dalam kap mesin mobil di garasi. Karena bersembunyi di dalam ruang mesin, kami khawatir Ia dapat terjebak di dalam atau yang terburuk, terkena kipas radiator. Awalnya, kami mencoba mengusirnya dengan berbagai cara. Mulai dari menyiram dengan air, memberikan wangi-wangian menyengat dengan kopi dan daun pandan, hingga karbol, tapi dia selalu kembali lagi ke tempat yang sama dalam 1-3 hari berikutnya. Bahkan Ia tak takut dengan anjing kami yang selalu menggonggong.

Lama kelamaan, kami mulai luluh. Cemong sering membantu mengusir tikus yang berkeliaran di sekitar garasi mobil. Tikus seringkali masuk ke dalam garasi, bahkan sempat naik ke dalam kap mesin mobil dan menggigit beberapa bagian kabel. Setelah Cemong datang, tikus sudah jarang terlihat berkeliaran di sekitar garasi. Awalnya kami hanya sering memberikan minuman dan makanan kering untuknya di depan rumah, kegigihannya dalam mengusir tikus membuat kami merasa dia pantas mendapatkan tempat di rumah kami.

Suatu hari, ada program steril dan vaksin gratis dari klinik hewan di dekat rumah. Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa Cemong. Menurut observasi yang dilakukan oleh dokter hewan, Cemong berumur sekitar 3-4 bulan pada saat ditemukan, dan setelah pemeriksaan, Ia dinyatakan layak untuk tindakan steril dan vaksin beberapa waktu setelah masa pemulihan. Setelah disteril dan divaksin, Cemong resmi menjadi bagian dari keluarga kami

Cemong bukan satu-satunya hewan peliharaan di rumah. Kami juga memiliki seekor anjing bernama Brandy. Awalnya, Brandy merasa terancam dengan kehadiran Cemong. Tapi, seiring waktu, mereka berdua menjadi teman baik.

Cemong memiliki kebiasaan unik. Dia selalu datang ke rumah ketika mangkok makannya dipukul-pukul dengan sendok. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di sekitar pagar dan garasi saat hari terang. Ketika hari sudah gelap, dia akan masuk ke dalam rumah, dan tidur di dalam kardus bekas air mineral. Namun, ketika terlambat diberikan makan, ada saja tingkah nyeleneh yang dilakukannya, dari mencabuti tisu gulung, hingga memanjat rak piring dan kompor.

Sebagai tanda kasih sayang, kami membuka jendela di dapur khusus untuk Cemong, agar dia bisa keluar masuk dengan bebas. Cemong sering memberikan kami “hadiah” yang “menggemparkan” berupa burung gereja, cicak, dan kadal yang seringkali sudah dalam keadaan tak bernyawa.

 Kisah adopsi Cemong adalah bukti bahwa kita tidak harus membeli hewan peliharaan. Banyak hewan terlantar yang membutuhkan kasih sayang dan tempat tinggal. Cemong telah menjadi bagian penting dari keluarga kami, dan kami bersyukur dia datang ke dalam hidup kami

Tips :

1. Jika ingin mengadopsi hewan terlantar, pastikan Anda siap untuk bertanggung jawab atas kesehatannya dan kebutuhannya.

2. Bawa hewan peliharaan Anda ke dokter hewan secara rutin untuk pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.Anda bisa memanfaatkan program vaksinasi atau sterilisasi
gratis yang diadakan baik oleh pemerintah atau swasta.

3. Berikan kasih sayang dan perhatian kepada hewan peliharaan Anda.

Penutup :

Kisah Cemong adalah contoh bagaimana seekor kucing liar dapat menjadi bagian dari keluarga yang penuh kasih sayang. Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengadopsi hewan terlantar, jangan ragu untuk melakukannya. Anda akan mendapatkan teman setia yang akan membawa banyak kebahagiaan dalam hidup Anda.

Ingat, adopt, don’t shop!

Sumber foto & artikel : Arditya Laksono

ARTIKEL TERKAIT  :

Kognisi Anjing

Kognisi Anjing

Oleh: Isabelle-Angelina Schosser. Studi baru menunjukkan bahwa Anjing ternyata lebih kompleks dari yang kita duga. Apa artinya jika saya ingin mengadopsi seekor anjing?Anjing adalah salah satu hewan terpintar di planet ini. Selama ribuan tahun: temuan paling awal...

Lindungi Anabul Kesayangan: Tips Aman untuk Anjing dan Kucing saat Gempa Bumi

Lindungi Anabul Kesayangan: Tips Aman untuk Anjing dan Kucing saat Gempa Bumi

Gempa bumi besar yang terjadi belakangan ini di Jepang dan Taiwan menimbulkan banyak korban, tidak hanya dari manusia namun juga hewan peliharaan. Sebagai pemilik hewan peliharaan yang baik, kita perlu siap siaga melindungi mereka saat situasi darurat terjadi. Terlebih lagi, kita tinggal di Indonesia yang juga rawan dengan bencana gempa bumi karena berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Ketika gempa melanda, anjing dan kucing yang ketakutan mungkin akan bereaksi secara naluriah dan bersembunyi atau berkeliaran di tempat yang berbahaya. Supaya anabul tetap aman ketika gempa melanda, yuk simak beberapa tips di bawah ini

PERSPEKTIF KESEJAHTERAAN HEWAN DARI ASIA HINGGA BARAT

PERSPEKTIF KESEJAHTERAAN HEWAN DARI ASIA HINGGA BARAT

Pengadopsian permasalahan hewan kedalam konsep hak dan kesejahteraan memiliki sejarah panjang. Negarabarat menjadi pelopor utama munculnya konsep hak asasi hewan dan kesejahteraan hewan. Setidaknya padaabad ke-19 Jeremy Bentham dan John Stuart Mill memulai pergeseran paradigma dan berargumen meskihewan tidak memiliki pemikiran dan rasional namun mereka secara relevan serupa dengan manusia karenamemiliki hal yang disebut perasaan

Si Anak Kebun Singkong itu Kini Sudah Punya “Furever Loving Home”

Si Anak Kebun Singkong itu Kini Sudah Punya “Furever Loving Home”

Si Anak Kebun Singkong itu Kini Sudah Punya “Furever Loving Home”. Wajahnya memelas dan sorot matanya penuh dengan kesedihan. Anak Anjing berwarna putih kecoklatan itu berdiri di samping tembok rumah kusam yang ada di sebuah kawasan perkebunan singkong di Karadenan, Kabupaten Bogor. Setiap hari Ia mengamati orang yang berjalan di jalan setapak yang ada di depan kebun. Ketika ada kendaraan bermotor melintas, Ia langsung lari terbirit-birit untuk bersembunyi di semak-semak. Ketika malam tiba, Ia hanya bisa meringkuk di balik tembok dalam kegelapan dan harus menahan serbuan nyamuk di kebun. Entah, siapa yang tega membuang jiwa kecil tak berdosa itu di kebun singkong.